Jumat, 14 Agustus 2009

MENGENAL ALAM MENUJU PENGENALAN TERHADAP ALLAH
Disusun oleh: Haryanto alfandi

PASCA UNSIQ)JAWA TENGAH DI WONOSOBO 2008

I. PENDAHULUAN
Sesungguhnya keberadaan Allah adalah hal nyata, yang tidak perlu diragukan lagi, banyak bukti yang menunjukan aka nada-nya Allah ta’ala, adanya alam dan manusia adalah salah satu bukti paling nyata, karena manusia dan alam tidak mungkin ada dengan sendiri atau menciptakan dirinya sendiri, melainkan alam dan manusia adalah mahluk (ciptaan), dan sebagai mahluk maka sudah pasti ada yang menciptakanya, dan yang telah menciptakannya adalah Dia Dzat yang MahaPencipta, Allah Azza Wa Jalla.
Dan untuk lebih mempertegas lagi akan keberadaan Allah sebagai sang pencipta dan penguasa tunggal semesta alam, disini akan dikutibkan sepenggal kisah yang sangat menarik mengenai hal ini, dikisahkan ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, Kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya pemuda itu mendapatkan orang tersebut, kemudian terjadilah dialog:
Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda
Pemuda Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya
Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya
2. Apakah yang dinamakan takdir
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syetan Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.
Pemuda Kenapa anda marah kepada saya?
Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda Tentu saja saya merasakan sakit
Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda : Ya
Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda : Saya tidak bisa
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak
Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda : Tidak
Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir
Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : kulit
Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : kulit
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : sakit
Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan.
Penggalan kisah diatas, memberikan pelajaran yang berharga bagi kita, bahwa meskiun kita tidak mampu melihat Allah dengan indera kita, meskipun kita tidak mengetahui hakikat wujud Tuhan, namun sesunguhnya kita dapat merasakan keberadaan-Nya. Seperti angin, sampai hari ini kita tidak bisa melihat angin (oksigen), apa warnanya dan bagiamana pula wujudnya, akan tetapi setiap saat kita membutuhkan dan merasakan akan adanya angin itu, karenanya tidak ada alas an lagi bagi manusia yang berakal dan mau mempergunakan akalnya dengan baik dan sehat untuk mengingkari akan adannya Allah, Tuhan Semesta alam.
Dan sebagai seorang muslim, maka kita tidak hanya dituntut untuk percaya kepada Allah, akan tetapi kita juga diharuskan untuk berupaya mengenali-Nya, karena sesungguhnya bangunan Iman dan Islam kita belumlah sempurna apabila kita tidak mengetahui/mengenali Allah dengan baik. Dimana hal ini dapat kita lakukan dengan berbagai jalan/cara, yakni dengan menelaah isi dan kandungan Al-Qur’an Al-kariim, mentafakuri segala ciptaan-Nya, dan dengan memikirkan alam semesta, termasuk diri kita sendiri.

II. PEMBAHASAN
A. Urgensi Mengenali Allah Azza Wa Jalla
Bagi seorang muslim mengenali Allah merupakan suatu keharusan dan sekaligus sebagai syarat utama bagi kesempurnaan iman dan islam kita. Karena jika seorang hamba yang menyembah Allah tidak mengenali-Nya dengan baik dan benar, maka ia tidak mungkin dapat menyembah dan berbakti terhadap-Nya sebagiamana yang Ia kehendaki, tidak hanya itu, tidak mengenal Allah juga dapat menyebabkan seseorang salah dalam mengadakan pengabdian terhadap-Nya, dan terjerumus pada kesyirikan seuatu tindakan paling sesat dan sangat dibenci Allah. Begitu bencinya Allah terhadap hal tersebut sampai-sampai dalam AlQur’an Allah memaklumkan jika Ia tidak akan mengampuni dosa syirik, Firman-Nya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An Nisa:48)
Dalam salah satu sabdanya Nabi Saw juga pernah menyatakan bahwa syirik adalah dosa yang paling besar diantara dosa-dosa yang paling besar, hadist yang diriwayatkan Abu Bakrah Ra, mengatakan: “Ketika kami bersama Rasulullah Saw, baginda bersabda: “Mahukah aku ceritakan kepada kamu sebesar-besar dosa besar? Ia-nya tiga perkara, iaitu; mensyirikkan Allah, menghardik kedua ibu bapa dan bersaksi palsu atau kata-kata palsu.
Dan agar kita terhindarkan dari perbuatan terkutuk (syirik), dan salah kaprah dalam membaktikan diri kepada Allah, maka kita meski berupaya untuk menenal-Nya, dengan kita mengenal siapa sejatinya Allah maka selain kita akan dapat terhindarkan dari kesyirikan dalam menyembah Allah, juga merupakan syarat utama bagi kesmpurnaan Iman dan Islam kita, sebab bagaimana mungkin kita dapat yakin dan percaya kepada Allah (beriman) dengan sebenar-benarnya iman, apabila kita tidak mengetahui siapa sesungguhnya Dzat yang kita imani itu.
Lebih dari itu, mengenal Allah juga sebagai pintu gerbang bagi kita untuk lebih mencintai Allah, mencintai Rasulullah dan mencintai Risalah-nya (Islam), dengan mengenal Allah kita juga akan mampu melaksanakan ibadah yang Ia perintahkan dengan baik dan benar. Karena bagiamanalah mungkin kita akan dapat mengabdikan diri kepada Allah, jika kita tidak memiliki pengetahuan tentang-Nya, tentang sifat-sifat-Nya, nama-nama-Nya, keaguangan-Nya, kemurahan-Nya, kesucian-Nya, kemulian-Nya dan tentang tanda serta bukti akan keberadaan-Nya. Pendek kata, ibadah sebagai manifestasi pengabdian seorang hamba kepada Allah tidak akan bisa sempurna, jika kita tidak memiliki dasar dan pengetahuan tentang siapa sejatinya Tuhan yang kita sembah (Allah Azza Wa Jalla).
Sedemikian pentingnya mengenal Allah ini, maka Allah dan rasul-Nya menyeru dengan sangat agar seluruh umat manusia untuk berupaya mengenal dan mengetahui Allah, melalui berbagai jalan, baik dengan membaca dan menelaah isi dan kandungan AlQur’an, memikirkan alam semesta, memikirkan tentang diri sendiri dan sebagianya.
B. Tanda-Tanda Akan Adanya Allah Dialam Semesta
Selain dengan membaca al Qur’an, mentadaburkan, memahami makna yang terkandung didalamnya. Untuk mengenali Allah kita juga dapat dengan memikirkan (tafakur) terhadap segala bentuk ciptaaaan Allah yang tersebar di alam semesta ini. Karena sesungguhnya dalam segala bentuk yang telah Allah ciptakan baik yang terdapat di alam bawah, seperti bumi yang terhampar luas, lautan yang membentang, gunung-gunung yang menjulang, beranekaragam jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan atau bahkan diri manusia, dan segala hal yang terdapat pada alam atas, semisal langit yang terhampar tanpa tiang, bintang-bintang yang berkerlipan menghiasai langit malam, bulan yang yang menerangai, matahari yang senantaisa datang memberikan kehangatan dan sebagainya adalah tanda-tanda akan adanya Allah, Tuhan yang telah menciptakan dan memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Allah berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. Al baqarah 2
Lebih mendalam, berkenaan dengan bukti nyata akan adanya Allah, yang tersebar dalam alam semesta ini, dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Penciptaan Manusia
Salah satu tanda-tanda keagungan dan kemahabesaran Allah adalah diciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kesempurnnaanya. Sungguh dalam proses penciptaan manusia terdapat tanda-tanda keagungan dan kemahbesaran Allah bila kita berdedia memikirkanya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. (Qs. Ar-ruum: 20).
Dengan memikirkan tentang diri sendiri, maka kita akan memiliki pengetahuan tentang siapkah sesungguhnya Allah, dan baginda Nabi pun juga pernah mengatakan: “Barang siapa yang mengenal siapa dirinya maka ia akan mengenal siapa Tuhanya (Al Hadist).
2) Penciptaan Langit
Adanya langit yang terhampar tanpa sedikitpun penyangga, didalamnya beredaar matahari, bulan dan beribu bintang yang begitu indah untuk dipandang dan menyenangkan hati, yang dengannya kita memiliki pengetahuan tentang arah, bawah dan atas, utara dan selatan dan lain sebagainya, yang demikian ini juga merupakan bukti akan adanya Allah sanga pencipta, alQur’an mengungkapkan: “Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu”. (Ar Rad:2).
Dan siapakah yang mampu menjalankan matahari, memberikan sinar kepadanya, memberikan cahaya pada bintang-bintang yang berkerlipan muka langit yang biru. Dimana ketika malam datang bulan pun ikut bertandang memberikan satu sinar lembut kepada umat manusia, sehingga manusia tidak berada dalam kegelapan, kalau bukan Tuhan yang Mahakuasa, Allah Azza Wa Jalla. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Qs. Yunus: 5)
3) Gunung dan Lautan
Luasanya lautan yang menyimpan berbagai hal yang berguna bagi kehidupan manusia, dimana ikan-ikan berteberan didalamnya sebagai bahan makanan bagi manusia yang tidak habis-habisnya, perahu-perahu pun dapat berlayar dengan lancar di atasnya, ombak dan gelombang saling menyahut tiada henti, semua ini merupakan tanda-tanda akan adanya Tuhan, “Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”. (QS. An Nahl:14)
4) Penciptaan bumi
Bumi tempat tinggal manusia, dengan tanah dan ladangnya yang subur, yang darinya tumbuh berbagai tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia, diantara bagiannya berdiri gunung-gunung yang tegak berdiri, terdapat lembah dan jurang yang curam, terdapat dataran yang membentang, sungguh merupakan bukti kan adanya tuhan yang maha besar; “Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. Ar Rad:3).
5) Penciptaan binatang
Berbagai jenis bintang bertebaran, binatang yang bisa dimanfaatkan manusia, dapat dimakan dagingnya, dapat dipelihara sehingga membantu kehidupan manusia, semua ini adalah tanda-tanda akan kebesaran Tuhan yang telah memelihara dan meberikan mereka makan sehingga tetap bisa hidup. “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya”. (QS.An Nahl:66).
6) Perngantian siang dan malam
Hanyalah Tuhan yang paling perkasa yang mampu menutup matahari dengan kegelapan (malam), kemudian menggantinya dengan bulan yang bersinar indah dan cantik, “Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Yunus:6).
7) Mendung yang membawa air hujan
Hujan yang turun ke wajah bumi dengan merata, menyuburkan sawah dan lading, memberi kesejukan pada manusia, dan dengannya pula binatang dan manusia dapat minum air yang bersih dan segar, juga bagian dari tanda-tanda akan adanya Allah ta’ala: “Allah Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (QS. Luqman: 10)
8) Aneka Ragam Jenis Tanaman
Berbagai tanaman dan tumbuhan yang hidup di lingkungan tempat tingggal kita, darinya manusia dapat mngambil manfaat dan berguna untuk melangsungan hidupnya adalah tanda-tanda akan adanya Allah yang MahaAgung; “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.(QS. An Nahl:11).
C. Mengenal Allah Melalui Al-Qur’an
Al Qur’an adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad dan Umat Islam pada umumnya, dimana mukjizat-nya selalu delaras dan dibenarkan oleh perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Ia (AlQur’an) adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul yang mulia, Ia adalah kitab samawi yang mendapat jaminan langsung dari Tuhan akan kesucian dan kemurniannya hingga akhir zaman, yang tidak mungkin dapat disesatkan dan ditukar waluapan satu huruf darinya. Jaminan kebenaran dan kesucian AlQur’an ini telah Allah tegaskan dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan AlQur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Qs.Al hijr: 9)
AlQur’an adalah kalam (firman) Allah, yang benar-benar datang dan diturunkan daripada Allah kepada umat manusia untuk menjadi hujjah dan petunjuk bagi umat manusia dunia. “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. An Nisa’:82)
Al Qur’an adalah kitab suci yang sangat mulia yang diperuntukan bagi umat manusia sedunia. Dialah kitab petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam, yang akan menuntun dan membawa manusia pada jalan yang lurus dan benar, yakni jalan yang diridhai Allah jalan keselamatan dan kebahagan. Betapa tingginya nilai alQur’an di hadapan Allah dan betapa pentingnya Al Qur’an bagi kehidupan manusia, sehingga Allah memerintahkan agar al-Qur’an benar-benar dijadikan pegangan hidup manusia, senantiasa dibaca, direnungi makna dan kandungannya.
Melalui al qur’an inilah Allah menerangkan pada kita, siapa sejatinya Ia. Dan jika kita bersedia menyimak AlQur’an dengan lebih seksama, maka kita akan memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengetahui siapakan sesungguhnya Allah azza wa jalla. Menurut Al Qur’an bahwa:
1. Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi, yang mendatangkan terang (siang), yang kmudian mengiringinya dengan kegelapan (malam) (QS. Al Anam :1)
2. Allah adalah Tuhan pelindung dan penolong manusia, yang memberikan makan kepada seluruh mahluk dan tidak membutuhkan/ memerlukan makanan (QS. Alanam 14),
3. Allah adalah Tuhan yang telah menumbuhkan bijian-bijian menyuburkanya sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia, Dia pulalah yang menghidupkan (membangkitkan) manusia setelah matinya (QS. Al Anma: 95),
4. Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan bintang-bintang sebagai petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia (QS. Al Anam: 97),
5. Allah adalah Tuhan yang menurunkan air hujan dari langit, dimana dengan hujan itu maka tumbuhah berbagai macam tumbuhan, pepohonan dan lain sebagainya, yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita umat manusia (QS. Al-Anam: 99),
6. Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam massa dan bersemayam di atas arsy (Qs. Al A’raf: 54)
7. Allah adalah Tuhan yang meniupkan angin dan menurunkan hujan sehingga dengan hujan itu suburlah tana-tanah yang tandus (QS. Al araf : 57)
8. Allah Adalah tuhan yang mengatur segala urusan di bumi maupun dilangit (QS. Yunus: 3),
9. Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan matahari dan bulan serta menjadikannnya bersinar menerangi kehidupan umat manusia (QS. Yunus:5)
10. Allah adalah Tuhan yang melimpahkan (memberikan rezki) kepada semua mahluknya yang di bumi dan di langit (QS. Yunus:31)
11. Allah adalah Tuhan yang telah membagi alam menjadi dua keadaan, yakni malam dan siang (QS. Yunus: 67),
12. Allah adalah Tuhan yang telah menghamparkan langit tanpa tiang (QS. Ar rad: 2)
13. Allah Adalah Tuhan manusia yang telah menghamparkan bumi dengan gunung-gunung sebagai pasaknya, (QS. An nahl:15)
14. Dialah Allah yang telah memperlihatkan kilat dan menurunkan hujan sebagai harapan bagi manusia (QS. Al hijr: 12)
15. Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan bintang-bintang sebagai penghias langit (QS. Al-hijr:16)
16. Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan lautan dan menundukan lautan kepada manusia (QS. An-Nahl:140, QS. Al Furqan: 53)
17. Allah adalah Tuhan yang telah menghidupkan manusia dan akan mematikan manusia pada waktu yang telah ditentukann (QS. Al mukminuun :80)
18. Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan bumi sekaligus sebagai penguasa tunggalnya, (QS. Al mukminuun : 84).
Dan untuk mengetahui sejatinya Allah dengan lebih mendalam, kita juga dapat membaca dan merenungi Asmaul Husna ( nama-nama Allah yang Agung) yang berjumlah sembilan puluh sembilan (99), dimana dari setiap nama adalah gambaran tentang sifat-sifat yang dimiliki Allah ta’ala (sesuai dengan sifat-sifat Allah ta’ala). Allah berfirman:
         
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang baik)”, (Qs. Thaaha:8)
Dan sesungguhnya masih sangat banyak dalil-dalil yang menunjukan siapakah sebenarnya Allah itu, oleh karenanya umat Islam hendaklah senantiasa membaca, merenungi dan meresapi makna yang terkandung dalam alQur’an sebagai alah satu jalan untuk dapat mengenal Allah Azza Wa Jalla.
D. Bertafakur Untuk Mengenal Allah
Sesunggunya Allah ta’ala telah menciptakan kita umat manusia dengan teramat sempurna melebihi mahluk lainnya. Berbagai potensi yang sangat besar Allah anugrahkan kepada manusia dan tidak Ia berikan kepada mahluk lain selainnya (manusia).
Diantara potensi terbesar yang kita miliki dan tidak dimiliki mahluk lain adalah potensi kecerdasan, karena itu kita harus memanfaatkan potensi kecerdasan ini untuk mengadakan pemikiran secara mendalam (bertafakur) tentang fonomena alam dan memikirkan tentang diri kita sendiri. Sebab berfikir dan memikirkan tentang alam dan tentang diri kita sendiri adalah perintah Allah yang memiliki manfaat yang sangat positif bagi hidup dan kehidupan kita.
Allah dan Rasul-Nya mengajak dan menganjurkan kita untuk memanfaat potensi kecerdasan (akal pikiran) untuk berfikir dan memikirkan (bertafakur) tentang segala sesuatu termasuk tentang diri kita sendiri, dibalik perintah untuk berfikir ini sesungguhnya tersimpan hikmah yang sangat besar bagi kita, selain sebagai bentuk dari dzikir kepada Allah yang sangat utama, memikirkan tentang alam semesta dan diri kita sendiri juga akan dapat menjadikan kita lebih mengenal (Ma’rifat) kepada Allah ta’ala. Dengan perkataan lain, jika kita bersedia memikirkan alam semesta dan diri kita sendiri maka kita akan memiliki pemahaman dan pengetahuan yang mendalam tentang siapa sesungguhnya Allah ta’ala. Sebagaiamna sabda Nabi s.a.w yang menyatakan: “Barang siapa yang mengenal dirinya sendiri, maka dia akan mengenal siapa Tuhanya”
Dengan pengenalan terhadap Allah ini maka kita akan tahu dan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab kita di dunia, baik tugas dan tanggung jawab kita sebagai khalifah Allah di muka bumi (“Khalifah Fil Ardh”), maupun sebagai hamba Allah (“Abdullah) dan sebagai mahluk social. Pende kata, dengan mengenali Allah sebagai Tuhan kita, maka kita akan mampu mengadakan dan menjalin hubungan dengan Allah (hubungan vertical) dan hubungan horizontal (hubungan dengan sesama manusia) dengan lebih baik, selaras, serasi dan seimbang.
Tafakur untuk mengenali Allah bukan berarti kita memikirkan tentang bagaimana dzat Allah, bagaimana rupa dan bentuk-nya, karena jika kita berupaya memikirkan dzat Allah maka sampai kapanpun kita tidak akan mampu mencapainya, akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita ada batasnya. Bahkan jika seseorang berusaha memikirkan bagaimana dzat Allah justru akan sangat berbahaya bagi dirinya, karena dapat menghantarkannya pada keingkaran kepada Allah. Oleh karena berbagai keterbatasan-keterbatasan itulah Nabi pernah mengingatkan, dengan sabdanya: “Bertafkurlah tentang tanda-tanda adanya Allah, dan janganlah bertafakur tentang dzat Allah” (Hr Abu Nuaim)
Sesungguhnya bukti dan tanda akan adanya Tuhan yang MahaKuasa sangatlah banyak dan tersebar di seluruh alam semesta, bahkan dalam diri manusia sendiri terdapat tanda-tanda kekuasaann dan kemahabesaran Allah jika kita mau memikirkannya.
Proses pencarian Allah dengan memikirkan tentang fonomena alam yang ada di tengah-tengah kehidupan kita ini, secara mendasar sebenarnya telah diajarkan Nabiyullah Ibrahim as, dimana ketika beliau mengalami kebingungan tentang Tuhannya, beliau melihat dan memikirkan bintang, bulan, matahari dan seterusnya. Kisah pencarian Nabi Ibrahim dalam pengembaraan untuk menemukan Tuhan hingga pada tahap tauhid yang bersih, telah di abadikan dalam alQur’an,
Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.
Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat".

Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (Al anam 75-78)
Demikianlah pelajaran yang dapat kita petik dari pengembaraan akal Nabi Ibrahim dalam mencari dan mengenali Tuhanya.
Tafakur atau memikirkan tentang tanda-tanda keagungan dan kemahabesaran Allah yang terkandung dialam semesta sunguh akan dapat mengantarkan kita untuk dapat mengenal Allah, dengan seluruh sifat-sifatnya yang sempurna, nama-nama-Nya yang baik keagungan-Nya, kemulian-Nya, kemahabesaran-Nya, kesucian-Nya, kasih saying-Nya, kemurkaan-Nya dan menganal pula perintah dan larangan yang telah Ia gariskan.
Tafakur juga akan mengarakan kita untuk mencapai tauhid yang bersih dari syirik, menumbuhkan perasaan cinta yang mendalam kepada Allah (mahabah illah), mencapai keimanan (keyakinan) yang benar dan sempurna dan akan sangat mebantu kita untuk dapat menjalankan ibadah atau pengabdian kepada Allah dengan lebih baik. Lebih mendalam lagi, tafakur juga akan membantu untuk membuka tabir hakekat, membedakan kebaikan dan keburukan, menghilangkan keragauan dan parsangka terhadap Allah dan akan memberikan pemahaman pada seseorang untuk mengenali yang haram atau yang halal, yang boleh dan yang tidak boleh untuk dilakukan. Tafakur juga akan memberikan ketenangan pikiran dan membuka mata hati seseorang.
Lebih mendalam, terkait dengan manfaat yang dapat kita peroleh dengan berfikir dan memikirkan (tafakur) tentang berbagai fonomena alam, tentang diri sendiri, tentang kalam Allah (Al Qur’an), Al Imam Ibnul Qayim pernah memberikan penjelasan:
1. Tafakur dapat mengantarkan seseorang untuk dapat mengenal Allah dengan seluruh sifat-sifat-Nya yang sempurna, nama-nama-Nya yang baik, keagungan-Nya, kemulian-Nya, kemahabesaran-Nya, kesucian-Nya, kasih sayang-Nya serta kemurkaan-Nya
2. Bertafakur dapat mengenalkan kita pada perintah dan larangan yang telah Ia gariskan.
3. Tafakur akan mengarakan kita untuk mencapai tauhid yang bersih dari syrik.
4. Tafakur menumbuhkan perasaan cinta yang mendalam kepada Allah (mahabah illah), mencapai keimanan (keyakinan) yang benar dan sempurna, sehingga akan sangat mebantu seseorang untuk dapat menjalankan ibadah atau pengabdian kepada-Nya dengan berhasil dan sempurna.
5. Tafakur akan membantu kita untuk membuka tabir hakekat segala sesuatu, membedakan kebaikan dan keburukan,
6. Tafakur akan dapat menghilangkan keraguan dan prasangka terhadap Allah dan akan memberikan pemahaman pada seseorang untuk mengenali yang haram atau yang halal, yang boleh dan yang tidak boleh untuk dilakukan.
7. Tafakur juga akan memberikan ketenangan pikiran dan membuka mata hati seseorang.







D A F T A R B A C A A N
Al Ghazali, Muhamad 1994. “Ihya Ulumudin”, terj, Semarang : Penerbit Asy Syifa’
Al Qatan, Manna Khalil, 1994. “Studi Ilmu Al Qur’an” (Pen Mudzakir) Lentera Nusa Jakarta.
Al Qur’an dan Terjemahannya, Depag RI. 1989. Al Qur’an dan Terjemahnya. Semarang : Toha putra.
Asy Say’arani, Sayyid Abdul Wahhab, 2001. “Menjadi Kekasih Tuhan” Mitra Pustaka, Jokjakarta.
Deperteman Agama RI, 2000 “Kapita Selekta Pengetahun Agama Islam” Depag Jakarta.
Mahtuh, Ahmad, 1986. “Mutiara Hadist Shahih Bukhari”, Bintang Pelajar, Gresik
Shihab, Muhamad Quraish, 2001. “Fatwa-Fatwa Seputar Wawasan Agama” Mizan : Bandung.
----------------------------------,1994 “Lentera Hati; Kisah dan Hikmah Kehidupan” Bandung : Mizan. Cet 1
-------------------------------------,1996 “Wawasan Al Qur’an, Tafsir Maudhu’i Atas Berbagai Persoalan Umat”, Penerbit Mizan, Bandung.
----------------------------------,2001 “Fatwa-Fatwa Seputar Tafsir Al Qur’an” Mizan : Badung.
Sulaiman Al Kumay,2003. “99 Quotient: Cara Meraih Kemenangan dan Ketenangan Hidup Lewat Penerapan 99 Nama Allah”. Bandung : Mizan (jilid I).
----------------------------,2003. “99 Quotient:Cara Meraih Kemenangan dan Ketenangan Hidup lewat Penerapan 99 Nama Allah. Bandung : Mizan (jilid II).
HaditsWeb (kumpulan hadist & referensi belajar hadist) disusun oleh Sofyan Efendi Maret 2006. http://opi.110mb.com

Tidak ada komentar: